Oh yeah, pagi ini seharusnya menjadi hari yang cerah. Hari pertama kerja setelah beberapa hari berentetan dijadikan hari off. But, maybe it was just not my day. Dalam perjalanan menuju office, seperti ritual keseharian, gw naik angkutan umum lumayan besar bertajuk 'bus' yg mempunyai rute Kp.Melayu-Grogol. Situasi sedang padat dg penumpang yg merayap di dalam (kok tiba2 ngebayanginnya jadi freak ya? ^^'), dg iringan suara 'merdu' asisten supir (baca: kenek) yg meminta para penumpang semakin mendesak ke tengah. Biasanya gw ga mau ikutan gelombang perayapan manusia ini. Tapi hari ini gw ngelanggar kebiasaan itu. Hitung ini sebagai pelanggaran pertama.
Pelanggaran ke2, biasanya gw udah nyiapin sejumlah lembaran kertas berharga utk ditukarkan dengan izin menaiki kendaraan ini. Lembaran tersebut ditempatkan di suatu lokasi yg mudah dijangkau dengan tangan gw sendiri, tanpa harus mengobrak2 benda persegi panjang berbahan kulit sintetis. Sayangnya pelanggaran ini berakibat fatal. Hari ini lupa menyiapkan lembaran tersebut, sehingga gw harus merogohnya di tas yg gw bawa. Alhasil, seseorang yg berwujud manusia, berhati ???, mengambil benda persegi panjang tersebut dengan sangat halus. Amat sangat halus, hingga tak berasa sentuhan manusianya (spooky sekarang ><).
Efek kehalusan si pengambil itu baru berasa setelah gw berada di office rest room. Dengan mata menganga n mulut melotot (mudah2an ga kebalik..), gw terdiam melihat tas gw diperawanin setengah. Sedikit sigap n keringat netes2, gw mencari n berharap. Harapan kosong, saudara2! Laksana debu tertiup angin, demikian si benda persegi panjang raib tak bersisa. Mau ga mau, suka ga suka, gw harus melepas kepergiannya. Semoga amal ibadahnya diterima di sisinya n si pengambil diberikan kecerahan pada otak n hatinya. Amin, demikianlah.
Mulai saat itu dan seterusnya, percayalah, tidak ada pengambil yg bisa ngambil apa2 lagi. Segala proteksi keamanan dan tingkat keawasan diri masuk ke level siaga satu. Dalam keadaan ini, gw hanya bisa mengambil bagian sopitip-nya (+). Semoga segala manusia lainnya diberikan keawasan tingkat tinggi pula. Anw, terima kasih, pengambil. Anda menyadarkan saya :D
Pelanggaran ke2, biasanya gw udah nyiapin sejumlah lembaran kertas berharga utk ditukarkan dengan izin menaiki kendaraan ini. Lembaran tersebut ditempatkan di suatu lokasi yg mudah dijangkau dengan tangan gw sendiri, tanpa harus mengobrak2 benda persegi panjang berbahan kulit sintetis. Sayangnya pelanggaran ini berakibat fatal. Hari ini lupa menyiapkan lembaran tersebut, sehingga gw harus merogohnya di tas yg gw bawa. Alhasil, seseorang yg berwujud manusia, berhati ???, mengambil benda persegi panjang tersebut dengan sangat halus. Amat sangat halus, hingga tak berasa sentuhan manusianya (spooky sekarang ><).
Efek kehalusan si pengambil itu baru berasa setelah gw berada di office rest room. Dengan mata menganga n mulut melotot (mudah2an ga kebalik..), gw terdiam melihat tas gw diperawanin setengah. Sedikit sigap n keringat netes2, gw mencari n berharap. Harapan kosong, saudara2! Laksana debu tertiup angin, demikian si benda persegi panjang raib tak bersisa. Mau ga mau, suka ga suka, gw harus melepas kepergiannya. Semoga amal ibadahnya diterima di sisinya n si pengambil diberikan kecerahan pada otak n hatinya. Amin, demikianlah.
Mulai saat itu dan seterusnya, percayalah, tidak ada pengambil yg bisa ngambil apa2 lagi. Segala proteksi keamanan dan tingkat keawasan diri masuk ke level siaga satu. Dalam keadaan ini, gw hanya bisa mengambil bagian sopitip-nya (+). Semoga segala manusia lainnya diberikan keawasan tingkat tinggi pula. Anw, terima kasih, pengambil. Anda menyadarkan saya :D
